ANALISIS KEBUTUHAN HALTE ANGKUTAN UMUM PADA TRAYEK ANGKUTAN PEDESAAN DI KABUPATEN MANGGARAI (STUDI KASUS TRAYEK LANDO – KOTA DAN TRAYEK KAROT – RANGGI)

MADE DWITYA SANANDA NUGRAHA, SANANDA (2022) ANALISIS KEBUTUHAN HALTE ANGKUTAN UMUM PADA TRAYEK ANGKUTAN PEDESAAN DI KABUPATEN MANGGARAI (STUDI KASUS TRAYEK LANDO – KOTA DAN TRAYEK KAROT – RANGGI). Diploma thesis, POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA - STTD.

Text KKW FINAL_MADE DWITYA SANANDA NUGRAHA_1902200_MTJ 3.8.docx Download (12MB)

Abstract

Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana transportasi untuk mendukung aktivitas masyarakat sedang mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Manggarai saat ini. Transportasi merupakan bagian dari insfraktuktur yang sangan penting dalan mendukung aktivitas masyarakat, pengembangan sarana dan prasarana transportasi ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan mobilitas penduduk dan sumber daya lainnya yang tentunya mendukung terjadinya sebuah pertumbuhan ekonomi dalam suatu daerah. Dengan adanya sarana dan prasarana transportasi yang semakin baik diharapkan dapat memberikan dampak kearah perkembangan di semua bidang kehidupan, baik perdagangan, industry, ekonomi maupun di sektor lainnya. Adapun salah satu jenis prasarana transportasi yang banyak dijumpai yaitu halte. Halte merupakan tempat menunggu datangnya angkutan umum atau sebagai tempat untuk naik dan turun penumpang dari angkutan umum. Kabupaten Manggarai merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provensi Nusa Tenggara Timur. Kabupaten Manggarai menjadi kabupaten yang terletak di tengah-tengah Pulau Flores yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Manggarai Barat dan Kabupaten Manggarai Timur. Kabupaten Manggarai memiliki 12 trayek angkutan pedesaan, sedangkan dari hasil survei inventarisasi prasarana tempat pemberhentian angkutan umum didapatkan 2 halte di Kabupaten Manggarai yaitu Halte BKD dan Halte ST Aloisius yang letaknya berdekatan di Jalan Ahmad Yani dengan kondisi belum memenuhi pedoman teknis. 2 Halte ini berada berdekatan dengan posisi di lajur jalan yang berbeda. Kondisi halte di Kabupaten Manggarai terdapat beberapa kerusakan dan kekurangan fasilitasnya. Kondisi halte ada yang memiliki kanopi berlubang dan kurangnya fasilitas pengaman serta papan informasi. Masyarakat lebih memilih menunggu angkutan umum tidak pada halte karena kondisi dan jumlah ketersediaan halte yang masih kurang pada kantong-kantong penumpang trayek angkutan umum di Kabupaten Manggarai. Pada angkutan pedesaan di Kabupaten Manggarai terdapat 2 trayek yang berdasarkan data jumlah naik turun penumpang memiliki jumlah tingkat penggunaan angkutan umum yang tinggi, yaitu trayek Lando-Kota dan trayek Karot-Ranggi. Berdasarkan data naik turun penumpang, trayek Lando-Kota memiliki jumlah tingkat penggunaan angkutan umum sebanyak 178 Penumpang/hari dengan panjang trayek 5,8 Km dan pada trayek Karot-Ranggi memiliki jumlah tingkat penggunaan angkutan umum 210 Penumpang/hari dengan panjang trayek 12,5 Km. Fenomena yang terjadi pada wilayah studi kasus trayek Lando-Kota dan trayek Karot-Ranggi yaitu masyarakat lebih sering menunggu angkutan umum tidak pada halte karena kondisi dan ketersediaan fasilitas halte pada wilayah studi kasus masih kurang dan Kebiasaan pengemudi yang menaikan dan menurunkan penumpang sembarangan yang diakibatkan jumlah halte pada trayek Lando-Kota dan trayek Karot-Ranggi masih kurang sehingga menggangu arus lalu lintas. Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu dilakukannya evaluasi halte yang diharapkan dapat meningkatkan penggunaan angkutan umum apabila fasilitas halte dalam kondisi yang nyaman, aman, dan tertib sebagai tempat naik turun penumpang serta Perlu diperhatikan keberadaan halte di Kabupaten Manggarai yang masih kurang keberadaanya pada titik kantong penumpang agar penumpang merasa nyaman saat menunggu angkutan umum. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis kebutuhan halte serta penentuan lokasi titik halte

Actions (login required)

View Item