ABELIANA WULANDARI, ABEL and SUDIRMAN ANGGADA, SUDIRMAN and WIJIANTO, WIJIANTO (2023) PENINGKATAN KINERJA SIMPANG DI KOTA BANJARBARU (STUDI KASUS: SIMPANG TRIKORA BARAT DAN SIMPANG APILL 33). PENINGKATAN KINERJA SIMPANG DI KOTA BANJARBARU (STUDI KASUS: SIMPANG TRIKORA BARAT DAN SIMPANG APILL 33). pp. 1-8.
![]() |
Text
JURNAL ABELIANA WULANDARI.pdf Download (506kB) |
Abstract
Kota Banjarbaru merupakan Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan yang menjadi pusat pemerintahan di Provinsi Kalimantan Selatan. Hal tersebutlah yang menjadikan Kota Banjarbaru sebagai Kota dengan mobilitas dan aktivitas transportasi yang tinggi mempengaruhi kepadatan lalu lintas yang mengakibatkan timbulnya emisi gas buang dan biaya kemacetan kepada setiap pengguna jalan khususnya di persimpangan Simpang Trikora Barat dan Simpang APILL 33 yang menghubungkan area CBD Kota Banjarbaru dan kabupaten di sekitarnya. Hal ini menyebabkan kinerja persimpangan pada Simpang Trikora Barat memiliki derajat kejenuhan (DS) sebesar 0,86, tundaan sebesar 15,34det/smp, dan peluang antrean 30-59%, dengan konsentrasi CO terbesar 102,75gr/Nm⁶ dan Nox terbesar 19,86gr/Nm⁵, dengan biaya kemacetan sebesar Rp.483.568.213/jam. Pada Simpang APILL 33 memiliki derajat kejenuhan (DS) sebesar 0,82, tundaan sebesar 37,14det/smp, dan panjang antrean 35,70 meter, dengan konsentrasi CO terbesar 83,12gr/Nm⁶ dan Nox terbesar 16,17gr/Nm⁵, dengan biaya kemacetan sebesar Rp.2.159.620.280/jam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melakukan analisis peningkatan kinerja simpang dengan pedoman perhitungan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI, 1997) dan permodelan menggunakan PTV Vissim. Berdasarkan hasil analisa dengan usulan penanganan berupa perencanaan simpang bersinyal dan pengaturan waktu siklus dapat meningkatkan kinerja kinerja persimpangan dengan adanya penurunan nilai derajat kejenuhan (DS), tundaan, panjang antrean, konsentrasi CO dan Nox, dan biaya kemacetan. Untuk Simpang Trikora Barat nilai derajat kejenuhan (DS) sebesar 0,53, tundaan sebesar 14,63 det/smp, dan panjang antrean 13,48 meter, dengan konsentrasi CO terbesar 36,13 3gr/Nm⁶ dan kadar Nox terbesar 5,44gr/Nm⁵, dengan biaya kemacetan sebesar Rp.349.736.717/jam. Untuk Simpang APILL 33 memiliki derajat kejenuhan (DS) 0,59, tundaan simpang 19,08 detik, dan panjang antrean 23,80 meter. Dengan konsentrasi CO terbesar 55,38 gr/Nm⁶ dan kadar Nox terbesar 10,78 gr/Nm⁵, dengan biaya kemacetan sebesar Rp.900.644.370/jam.
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Crossroads, Unsignalized Intersections, Signalized Intersections, Exhaust Emissions, Congestion Costs. |
Subjects: | T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) T Technology > TE Highway engineering. Roads and pavements |
Depositing User: | Transdar TD 1.6 |
Date Deposited: | 22 Apr 2024 03:00 |
Last Modified: | 22 Apr 2024 03:00 |
URI: | http://digilib.ptdisttd.ac.id/id/eprint/4408 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |