PENINGKATAN KINERJA ANGKUTAN UMUM PERINTIS PERUM DAMRI DI WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN TANIMBAR

YOSEP TODA RATO NGONGO TIMBU, YOSEP and TORANG HUTABARAT, TORANG and BOING, R. CAESARIO (2023) PENINGKATAN KINERJA ANGKUTAN UMUM PERINTIS PERUM DAMRI DI WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN TANIMBAR. PENINGKATAN KINERJA ANGKUTAN UMUM PERINTIS PERUM DAMRI DI WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN TANIMBAR, 1 (1). pp. 1-13.

Text (PENINGKATAN KINERJA ANGKUTAN UMUM PERINTIS PERUM DAMRI DI WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN TANIMBAR) PENINGKATAN KINERJA ANGKUTAN UMUM PERINTIS PERUM DAMRI DI WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN TANIMBAR .pdf Download (468kB)

Abstract

Transportasi merupakan salah satu elemen penting dari suatu daerah perkotaan. Fasilitas transportasi memiliki potensi untuk mengendalikan arah dan besarnya perkembangan kota sehingga perencananaan transportasi memiliki posisi khusus dalam suatu kegiatan perencanaan kota. Angkutan perintis menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan serta Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2017 tentang Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Tidak Dalam Trayek adalah jenis layanan transportasi umum yang menghubungkan daerah terpencil atau wilayah yang sulit dijangkau oleh angkutan umum reguler. Angkutan umum Damri perintis di Kabupaten Kepulauan Tanimbar dilayani oleh 5 (lima) trayek yaitu trayek saumlaki – Batu Putih (51 Km), Saumlaki – Latdalam (38 Km), Saumlaki – Larat (145 Km), Saumlaki – Arma – Watmuri (112 Km) dan Saumlaki – Marantutul (54 Km) dengan masing- masing trayek dilayani oleh 1 (satu) kendaraan terkecuali trayek Saumlaki – Larat 2 (dua) kendaraan. Angkutan umum Damri perintis di Kabupaten Kepulauan Tanimbar secara keseluruhan untuk setiap trayek hanya melayani 1 (satu) hari 1 (satu) rit. Sehingga permasalahan yang terjadi di wilayah Kabupaten Kepulauan Tanimbar adalah kurangnya jumlah pengoperasian, Load factor yang terbilang rendah, jadwal keberangkatan yang tidak sesuai dengan perjalanan orang serta kurang dimanfaatnya subsidi yang diberikan oleh Pemerintah. Untuk dapat menyelesaikan permasalahan tersebut maka dilakukan kajian berupa analisis pelayanan angkutan umum Damri perintis, tingkat kepuasan masyarakat akan pelayanan angkutan umum Damri perintis, analisis Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP), analisis Biaya Operasional Kendaraan (BOK), subsisdi angkutan umum Damri perintis dan kondisi jalan yang dilewati oleh angkutan umum Damri perintis. Metode yang digunakan yaitu dengan menggunakan rumus Slovin dimana dilakukan pengambilan data dilapangan berupa sampel yang mewakili populasi yang ada dilapangan. Jumlah sampel yang lakukan survey wawancara yaitu sebanyak 282 responden dengan tingkat kelonggaran pada pengambilan sampel perhitungan sebesar 5%. Hasil analisis bahwa pengoperasian dilapangan saat ini bahwa pada setiap trayek melakukan pengoperasian dalam 1 (satu) hari hanya 1 (satu) rit tetapi setelah melakukan kajian maka terjadi peningkatan pengoperasian pada penjadwalan dalam 1 (satu) hari menjadi 2 (dua) rit, tingkat kepuasan dari pada masyarakat setelah dilakukan survey wawancara maka masih sebagian masyarakat belum merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh angkutan umum Damri perintis, perhitungan ATP dan WTP setelah dilakukan maka didapatkan tarif maksimal untuk trayek Saumlaki – Batu Putih Rp 35.000 , Saumlaki – Latdalam Rp 25.000 , Saumlaki – Larat Rp 65.000 , Saumlaki – Arma – Watmuri Rp 45.000 dan Saumlaki – Marantutul Rp 35.000 , besaran subsidi yang dibutuhkan untuk pengoperasian angkutan umum Damri perintis setelah dilakukan perhitungan dengan melihat BOK dan ATP, WTP untuk mendapatkan selisih maka didapatlah besaran subsidi yaitu sebesar Rp 542.875.840,92 , sedangkan untuk kondisi jalan yang akan dilewati oleh angkutan umum Damri perintis, kondisi jalan masih cukup baik hanya saja masih terdapat kekurangan pada fasilitas perlengkapan jalan.

Actions (login required)

View Item