PERENCANAAN ANGKUTAN FEEDER BRT TRANS MALANG RAYA KORIDOR 1 DI KABUPATEN MALANG

BERLIAN ADHI SATYA, BERLIAN ADHI SATYA and BUDIHARSO HIDAYAT, BUDIHARSO HIDAYAT and NOMIN, NOMIN PERENCANAAN ANGKUTAN FEEDER BRT TRANS MALANG RAYA KORIDOR 1 DI KABUPATEN MALANG. PERENCANAAN ANGKUTAN FEEDER BRT TRANS MALANG RAYA KORIDOR 1 DI KABUPATEN MALANG. (Submitted)

Text JURNAL-BERLIAN ADHI SATYA-fix.pdf Download (661kB)

Abstract

Abstract Since Kepanjen became the capital of Malang Regency in 2008, the Kepanjen district and its surrounding areas have experienced rapid regional development, population growth, an increase in the number of private vehicles, and a shift in land use towards residential and commercial purposes. These changes have significantly impacted the volume of movement within the community, burdening the roads in the Kepanjen district. The imbalance between road capacity growth and the increase in both community movements and the number of private vehicles, coupled with the declining interest in public transportation, has resulted in increased traffic congestion, extending travel times for daily commutes. Supported by the planned BRT Trans Malang Raya service, which will connect the Kepanjen district and Malang city, this study was conducted. The study aims to analyze the movement patterns of the community, assess the potential demand for feeder transportation, determine the routes for the feeder service, and establish an operational plan for the feeder transportation. Based on the analysis, there are two proposed feeder routes that will serve BRT Trans Malang Raya Corridor 1 in Malang Regency. Route 1, with a length of 8 km, will connect Talangagung Terminal and Sengguruh Hydroelectric Power Plant Junction, using 6 MPU (Micro Public Transport) units, each with a capacity of 8 passengers. The frequency will be 7 vehicles per hour, with an operational cost of IDR 3,143 per bus per km and a planned fare of IDR 3,000 per passenger. Keywords: Feeder Transport, Potential Demand, Transit Operation, Operational Costs of Public Vehicle. Abstrak Sejak Kepanjen menjadi ibukota kabupaten Malang pada tahun 2008, wilayah kecamatan Kepanjen dan sekitarnya mengalami perkembangan wilayah yang pesat, pertumbuhan jumlah penduduk, pertumbuhan jumlah kendaraan pribadi, perubahan guna lahan menjadi permukiman dan komersial berdampak kepada jumlah pergerakan masyarakat yang membebani ruas jalan di kecamatan Kepanjen. Ketidakseimbangan antara pertumbuhan ruas jalan dengan pertumbuhan jumlah pergerakan masyarakat maupun pertumbuhan jumlah kendaraan pribadi di kecamatan Kepanjen lalu diperparah dengan turunnya minat masyarakat terhadap angkutan umum mengakibatkan peningkatan kepadatan lalu lintas yang berdampak pada lamanya waktu tempuh yang dibutuhkan masyarakat dalam melakukan perjalanan sehari-hari. Lalu didukung adanya rencana pelayanan angkutan BRT Trans Malang Raya yang akan menghubungkan kecamatan Kepanjen dan kota Malang maka dilakukanlah penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola pergerakan masyarakat, menganalisis potensi permintaan penumpang angkutan feeder, menentukan rute angkutan feeder, dan menentukan rencana operasional angkutan feeder. Berdasarkan hasil analisis, angkutan feeder yang akan melayani BRT Trans Malang Raya Koridor 1 di Kabupaten Malang terdapat 2 rute rencana. Untuk rute 1 dengan panjang rute trayek 8 Km menghubungkan Terminal Talangagung dan Simpang PLTA Sengguruh, menggunakan armada MPU sejumlah 6 unit berkapasitas 8 penumpang dengan frekuensi 7 kendaraan/jam dengan biaya operasional sebesar Rp 3.143 per bus per km dengan tarif rencana sebesar Rp 3.000 per penumpang. Kata Kunci: Angkutan Feeder, Permintaan Potensial, Rencana Operasional Angkutan, Biaya Operasional Kendaraan.

Actions (login required)

View Item