Zulfiqhar, Diabsa (2019) KONEKTIVITAS ANGKUTAN KOTA DENGAN PELAYANAN ANGKUTAN PERKOTAAN DAMRI KORIDOR 2 DI KOTA BANDUNG. Diploma thesis, POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA - STTD.
![]() |
Text
Zukfikhar Diabsa.pdf Restricted to Registered users only Download (8MB) |
Abstract
Permasalahan yang terdapat pada Pelayanan Damri Koridor 2 Kota Bandung adalah Terdapat himpitan angkutan kota dengan angkutan perkotaan DAMRI Koridor 2. Angkutan umum trayek 19 dan 11 yang belum terintegrasi dengan angkutan perkotaan DAMRI Koridor 2. Rendahnya kinerja pelayanan angkutan perkotaan DAMRI di koridor 2. Belum adanya feeder yang mengumpan penumpang ke angkutan perkotaan DAMRI Koridor 2. Buruknya load factor beberapa trayek angkutan umum di kota bandung. Data Primer dalam penelitian ini berupa Data Eksisting Kinerja Pelayanan Trayek, Data Statis dan Dinamis, dan Data Wawancara Penumpang. Sedangkan untuk Data sekunder dalam penelitian ini adalah Peta Jaringan Trayek, Peta Tata Guna Lahan, Data Unjuk Kerja Operasional Angkutan. Kemudian dilakukan Analisis Kinerja Operasional Rencana Integrasi Trayek, Konektivitas Angkutan Umum dengan Angkutan Perkotaan. Kinerja pelayanan eksisting pada trayek 19 dengan panjang trayek 11.75 km yaitu memiliki headway 6 menit,waktu perjalanan selama 45 menit frekuensi sebanyak 10 kend/jam,rata –rata kecepatan yaitu 16 km/jam dengan kendaraan yang beroperasi sebanyak 53 kendaraan. Kinerja pelayanan eksisting pada trayek 11 dengan panjang trayek 9.8 km yaitu memiliki headway selama 6 menit,waktu perjalanan selama 43 menit dengan kecepatan rata-rata 15 km, frekuensi sebanyak 10 kend/jam dan kendaraan yang beroperasi sebanyak 30 kendaraan. Kinerja pelayanan rencana integrasi pada trayek 19 dengan panjang trayek 14 km yaitu memiliki headway 2 menit,waktu perjalanan selama 28 menit dengan kecepatan rata-rata 30 km/jam dengan frekuensi 29 kend/jam. Kinerja pelayanan rencana integrasi pada trayek 11 dengan panjang trayek 15 km yaitu memiliki headway 3 menit,waktu perjalanan selama 30 menit dengan kecepatan rata-rata 30 km/jam dengan frekuensi 24 kend/jam Perbedaan kemampuan rit per armada disebabkan oleh perbedaan waktu sirkulasi dari kinerja operasional eksisting dengan kinerja operasional rencana integrasi. Biaya BOK Eksisting untuk trayek 19 (Sarijadi - Ciroyom) yaitu sebesar Rp 3,178.20 sedangkan untuk trayek 11 (St.Hall - Ciumbeleuit) biaya operasional kendaraannya sebesar Rp 3,497.09. Biaya BOK setelah terintegrasi dengan angkutan perkotaan DAMRI untuk trayek 19 (Sarijadi - Ciroyom ) yaitu sebesar Rp 2,522.74 sedangkan untuk trayek 11 (St.Hall - Ciumbeleuit) biaya operasional kendaraannya sebesar Rp 2,530.65 Perubahan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) dipengaruhi oleh jumlah rit dan kilometer tempuh per hari setiap angkot.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | A General Works > AS Academies and learned societies (General) H Social Sciences > H Social Sciences (General) H Social Sciences > HE Transportation and Communications L Education > L Education (General) |
Divisions: | Diploma III Manajemen Transportasi Jalan |
Depositing User: | PRODI MTJ DIII |
Date Deposited: | 14 Apr 2021 02:39 |
Last Modified: | 14 Apr 2021 02:39 |
URI: | http://digilib.ptdisttd.ac.id/id/eprint/771 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |