WIRATAMA, EGAN ADITYA PERENCANAAN JARINGAN PELAYANAN UTAMA BUS RAPID TRANSIT DI KOTA BANDAR LAMPUNG. PERENCANAAN JARINGAN PELAYANAN UTAMA BUS RAPID TRANSIT DI KOTA BANDAR LAMPUNG. (In Press)
![]() |
Text
EGAN ADITYA.pdf Download (816kB) |
Abstract
Kondisi lapangan kinerja Angkutan umum Kota Bandar Lampung untuk cakupan pelayanan sendiri rata-rata memiliki cakupan pelayanan yang lumayan buruk. Salah satunya, sebuah trayek A4 dengan jarak 310 meter ke setiap cell-nya memiliki waktu 5 menit dengan berjalan kaki, waktu menunggu 6 menit, dan waktu menuju CBD 35 menit. Berdasarkan pertimbangan tersebut, sudah saatnya pelayanan angkutan umum massal di Kota Bandar Lampung perlu ditingkatkan untuk meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas serta keterjangkauan biaya perjalanan di wilayah tersebut dengan pengoperasian BRT. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merencanakan sistem pengoperasian BRT di Kota EGAN ADITYA W. Taruna Program Studi Sarjana Terapan Transportasi Darat Politeknik Transportasi Darat Indonesia-STTD Jalan Raya Setu Km 3,5, Cibitung, Bekasi Jawa Barat 17520 eganaditya@gmail.com NOVITA SARI Dosen Program Studi Sarjana Terapan Transportasi Darat Politeknik Transportasi Darat Indonesia-STTD Jalan Raya Setu Km 3,5, Cibitung, Bekasi Jawa Barat 17520 RACHMAT SADILI Dosen Program Studi Sarjana Terapan Transportasi Darat Politeknik Transportasi Darat Indonesia-STTD Jalan Raya Setu Km 3,5, Cibitung, Bekasi Jawa Barat 17520 Bandar Lampung menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan merupakan data primer yang didapatkan dari hasil survei di lapangan dan data sekunder yang didapatkan dari instansi terkait. Berdasarkan pengumpulan data dan hasil analisis, dapat diketahui bahwa permintaan potensial angkutan umum di Bandar Lampung sebesar 23.763 perjalanan orang/hari. Melanjuti data tersebut, dapat dibuat perencanaan operasional BRT dengan 3 koridor menggunakan jenis kendaraan bus sedang dengan kapasitas 30 orang. Analisis operasi ini menghasilkan 15 halte baru dan menggunakan 8 halte eksisting untuk perencanaan koridor. Tarif operasional BRT didapat dengan menjumlahkan biaya operasional dan permintaan potensial perjalanan yang memperoleh besaran tarif untuk ketiga koridor; Rp 11.036 pada Koridor I, Rp 6.021 pada Koridor II, dan Rp 6.443 pada Koridor III. Kata kunci: Bus Rapid Transit, koridor, halte, tarif
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Diploma IV Transportasi Darat |
Depositing User: | PRODI TRANSDAR DIV |
Date Deposited: | 25 Feb 2021 15:46 |
Last Modified: | 25 Feb 2021 15:46 |
URI: | http://digilib.ptdisttd.ac.id/id/eprint/272 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |