TINJAUAN KARAKTERISTIK PEMILIHAN MODA MENUJU KAWASAN CENTRAL BUSINESS DISTRICT (CBD) DI KOTA TASIKMALAYA

ERIK DESCIA KRISMA, ERIK DESCIA KRISMA and TATANG ADHIATNA, TATANG ADHIATNA and GIRI HAPSARI, GIRI HAPSARI (2023) TINJAUAN KARAKTERISTIK PEMILIHAN MODA MENUJU KAWASAN CENTRAL BUSINESS DISTRICT (CBD) DI KOTA TASIKMALAYA. TINJAUAN KARAKTERISTIK PEMILIHAN MODA MENUJU KAWASAN CENTRAL BUSINESS DISTRICT (CBD) DI KOTA TASIKMALAYA. pp. 1-10.

Text (Tinjauan terkait dengan karakteristik pemilihan moda) TINJAUAN KARAKTERISTIK PEMILIHAN MODA MENUJU KAWASAN CENTRAL BUSINESS DISTRICT (CBD) DI KOTA TASIKMALAYA.pdf Download (486kB)

Abstract

Tingginya pergerakan menuju Kawasan CBD Kota Tasikmalaya akibat penggunaan angkutan pribadi menyebabkan aktivitas lalu lintas yang fluktuatif pada akses menuju kawasan tersebut terutama pada ruas jalan dan simpang, sehingga menimbulkan kemacetan. Jumlah perjalanan menuju Kawasan CBD sebesar 80.775 perjalanan/hari ditunjang dengan pemilihan moda sebesar 90% dengan angkutan pribadi. Penggunaan Angkutan Umum menuju Kawasan CBD hanya sebesar 4% padahal aktivitas pelayanan Angkutan Umum masih beroperasi. Namun, pelayanan Angkutan Umum masih belum maksimal, sehingga menurunkan minat masyarakat untuk menggunakan Angkutan Umum. Penelitian ini dilakukan untuk meninjau karakteristik apa saja yang dapat berpengaruh terhadap pemilihan moda menuju Kawasan CBD di Kota Tasikmalaya melalui analisis statistik secara deskriptif berdasarkan hasil survey wawancara. Hasil survey mengenai pemilihan moda perjalanan menuju Kawasan CBD terhadap 1142 responden di Kota Tasikmalaya mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh, yang meliputi: karakteristik pelaku perjalanan, karakteristik perjalanan, dan kualitas pelayanan angkutan umum. Data deskriptif menunjukkan dominasi dalam pemilihan moda berdasarkan pelaku perjalanan meliputi: usia 16-24 tahun, jenis kelamin laki-laki, status perkawinan telah berkeluarga, penghasilan bulanan lebih dari Rp 4.000.000,- dan pilihan tidak memiliki kendaraan. Pilihan tertinggi pada karakteristik perjalanan meliputi: Jarak tempuh lebih dari 10 km mendominasi, dengan waktu tempuh 4-8 menit yang paling banyak dipilih. Sebagian besar perjalanan adalah untuk keperluan bekerja dan biaya transportasi yang paling umum adalah Rp 5.000 – Rp 10.000. Terkait penilaian pelayanan angkutan umum, dominasi pilihan responden merasa kurang aman dari segi keamanan AU, responden menganggap cukup baik dari segi keselamatan AU dan responden merasa kurang nyaman dari segi kenyamanan AU. The high of trip attraction towards the Central Business District (CBD) of Tasikmalaya City due to the usage of private transportation, has resulted in fluctuating traffic activity on the access routes to this area, especially on the road segments and intersections, leading to traffic congestion. The number of trips attraction to the CBD area amounts to 80,775 trips per day, with 90% being facilitated by private transportation choices. Public transportation usage to the CBD area is only at 4%, even though public transportation services are still in operation. However, the quality of public transportation services has not reached its maximum potential, thus reducing the usage of public transportation. This research was conducted to review the characteristics that can influence mode choice towards the CBD area in Tasikmalaya City through descriptive statistical analysis based on the results of interview surveys. The survey results regarding mode choice for travel towards the CBD area among 1142 respondents in Tasikmalaya identified influencing factors, including: traveler characteristics, travel characteristics, and the quality of public transportation services. Descriptive data indicates a dominance in mode choice based on traveler characteristics, including: age 16-24, male gender, married status, monthly income exceeding Rp 4,000,000, and the choice of not owning a vehicle. The highest choices in travel characteristics include: travel distances exceeding 10 km dominating, with travel times of 4-8 minutes being the most commonly selected. Most journeys are for work purposes, and the most common transportation cost falls in the range of Rp 5,000 - Rp 10,000. Regarding the assessment of public transportation services, the dominant choice among respondents is feeling less secure in terms of public transportation safety, respondents consider safety to be fairly good, and respondents feel less comfortable in terms of public transportation comfort.

Actions (login required)

View Item